Langsung ke konten utama

Dua Momen Penting dalam Perjalanan Organisasi: Pergantian Pengurus dan Ulang Tahun

Ilhamuddin

Dalam perjalanan hidup sebuah organisasi, ada dua momen penting yang kerap dianggap sekadar seremoni, padahal sesungguhnya punya peran besar bagi keberlangsungan dan identitas organisasi itu sendiri: pergantian kepengurusan dan peringatan ulang tahun organisasi. 

Kedua momen ini ibarat "napas" bagi organisasi—yang satu memberi energi baru, sementara yang lain jadi momen berhenti sejenak untuk melihat ke belakang dan mengevaluasi langkah.

Pergantian Pengurus: Saatnya Menyalakan Semangat Baru

Pergantian pengurus selalu membawa harapan—ide segar, wajah-wajah baru, dan mungkin arah yang berbeda. Tapi semua semangat itu akan sia-sia jika tidak disertai dengan kesadaran bersama tentang siapa sebenarnya organisasi ini. Seperti yang dikatakan oleh Margolis dan Hansen (2002), identitas organisasi bukan sekadar nama atau logo, tapi cerminan nilai dan arah yang menyatukan semua orang di dalamnya.

Dalam hal ini, pemimpin baru punya peran penting. Ia bukan hanya pengambil keputusan, tapi juga penjaga identitas dan pembawa perubahan. Rockwell (2023) menyebut bahwa suksesnya proses pergantian pengurus sangat bergantung pada kemampuan pemimpin untuk seimbang: punya kompetensi, memahami perannya, dan tetap autentik mewakili nilai-nilai organisasi. Dengan kata lain, ia harus bisa menjadi "cermin" masa lalu dan "lentera" untuk masa depan.

Lebih lanjut, menurut Steffens, Haslam, dan Reicher (2022), pemimpin yang ideal adalah mereka yang bisa menggabungkan identitas pribadinya dengan identitas kolektif organisasi. Dalam konteks pergantian pengurus, kemampuan ini penting agar tidak ada jurang antara generasi lama dan baru—sebaliknya, justru muncul rasa kepemilikan bersama terhadap organisasi.

Ulang Tahun Organisasi: Waktu untuk Refleksi dan Menguatkan Nilai

Berbeda dari pergantian pengurus yang berfokus pada masa depan, ulang tahun organisasi adalah waktu yang pas untuk merenung—melihat kembali apa saja yang sudah dicapai, nilai-nilai yang dijunjung, dan dampak apa yang telah ditinggalkan.

Seperti yang dijelaskan oleh Benn, Edwards, dan Williams (2014), keberlangsungan organisasi tidak hanya soal struktur atau sistem, tapi juga tentang kemauan untuk terus belajar dari masa lalu. Di sinilah peran ulang tahun: menjadi momen refleksi kolektif. Apakah program dan kegiatan masih sejalan dengan visi awal? Apakah masih relevan?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa budaya organisasi yang berkelanjutan dibentuk lewat proses yang terus-menerus—mengevaluasi, belajar, dan menyesuaikan arah. Torres dan Rodríguez (2025) menekankan pentingnya proses ini. Bahkan, Cruz dan Delgado (2023) menambahkan bahwa ritual seperti perayaan ulang tahun bisa mempererat kebersamaan dan memperbarui komitmen anggota terhadap nilai-nilai inti organisasi.

Ketahanan, Kolaborasi, dan Arah Jangka Panjang

Organisasi yang mampu bertahan dalam jangka panjang bukan hanya karena punya pemimpin hebat atau budaya kuat, tapi juga karena mampu bertahan dalam tantangan (resilience) dan membangun kolaborasi yang erat.

Kędzior dan Hoła (2023) menemukan bahwa organisasi yang tangguh—yang bisa cepat beradaptasi dengan perubahan—punya peluang lebih besar untuk terus berkembang. Sementara itu, Nguyen dan Bui (2024) menyoroti pentingnya kerja sama di dalam organisasi. Kolaborasi antaranggota, terutama saat masa transisi atau refleksi, bisa menjadi pondasi kokoh untuk pertumbuhan bersama.

Dan yang tak kalah penting, menurut Meyer dan Baumgartner (2024), organisasi yang paham alasan keberadaannya—yang punya tujuan jelas—akan lebih kuat saat menghadapi masa sulit. Dalam konteks ini, ulang tahun bukan hanya sekadar acara seremonial, tapi juga momen penting untuk kembali mengingat “kenapa kita ada”, agar nyala semangat organisasi tetap hidup di tengah dunia yang penuh ketidakpastian (VUCA world).

Akhirnya, baik pergantian pengurus maupun ulang tahun organisasi bukan hanya agenda tahunan yang wajib dilaksanakan, melainkan titik penting dalam siklus kehidupan organisasi. Yang satu membangkitkan semangat baru (renewal), dan yang satu lagi menghidupkan refleksi atas perjalanan yang telah dilalui. Keduanya saling melengkapi dan menjadi penanda bahwa organisasi terus bergerak, belajar, dan berkembang—bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi yang akan datang.

Daftar Pustaka

Benn, S., Edwards, M., & Williams, T. (2014). Organizational change for corporate sustainability. Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315819181

Cruz, R. M., & Delgado, A. (2023). Toward a sustainability organizational culture model. Journal of Cleaner Production, 405, 136912. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2023.136912

He, H., & Baruch, Y. (2009). Transforming organizational identity under institutional change. Journal of Organizational Change Management, 22 (6), 575–599. https://doi.org/10.1108/09534810910997014

Kędzior, M., & Hoła, A. (2023). The relationship between resilience and sustainability in the organizational context: A systematic literature review. Sustainability, 15 (22), 15970. https://doi.org/10.3390/su152215970

Margolis, S. L., & Hansen, C. D. (2002). A model for organizational identity: Exploring the path to sustainability during change. Human Resource Development Review, 1 (3), 277–293. https://doi.org/10.1177/1534484302013002

Meyer, E. J., & Baumgartner, R. J. (2024). Corporate sustainability, organizational resilience, and corporate purpose. Review of Managerial Science, 18 (2), 451–474. https://doi.org/10.1007/s11846-024-00735-3

Nguyen, P. T., & Bui, H. T. (2024). Fostering organizational sustainability through employee collaboration. Organizational Dynamics, 4 (4), 119. https://doi.org/10.3390/od0404119

Rockwell, B. (2023). Aligning leaders and organizations during role transitions: Addressing issues of competency, role identity, and authentic prototypicality. International Journal of Business and Management, 18 (4), 1–15. https://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/view/0/48331

Sroufe, R. (2017). Integration and organizational change towards sustainability. Journal of Cleaner Production, 162, 315-329. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.06.091

Steffens, N. K., Haslam, S. A., & Reicher, S. D. (2022). Reconciling identity leadership and leader identity: A dual-identity perspective. The Leadership Quarterly, 33 (5), 101–121. https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2022.101623

Torres, C., & Rodríguez, J. (2025). Organizational journeys toward strong cultures of sustainability: A qualitative inquiry. Frontiers in Psychology, 16, 1508818. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2025.1508818

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang di Keluarga POPDE.ID

Kami dengan antusias menyambut kehadiran para asisten peneliti baru yang telah resmi bergabung dengan People and Organizational Performance Development (POPDE) Research Group ! Kehadiran teman-teman menandai langkah awal kolaborasi yang bertujuan untuk mewujudkan visi kami yaitu mengembangkan potensi manusia dan organisasi untuk kinerja unggul melalui riset dan kolaborasi. Kami percaya bahwa semangat riset, keingintahuan yang tinggi, dan komitmen yang kita miliki adalah fondasi kuat untuk mencapai misi, yaitu menghasilkan riset inovatif dan menerapkannya menjadi solusi praktis yang berdampak nyata bagi dunia profesional. Proses orientasi akan diawali dengan program pelatihan intensif yang dirancang untuk membekali teman-teman dengan landasan teoritis mendalam, skill metodologi riset terapan, hingga etika publikasi ilmiah . Setelah pelatihan teman-teman akan langsung terlibat dalam enam Program Unggulan POPDE , mulai dari Riset Terapan Kinerja Organisasi di lapangan hingga Pengembang...

POPDE Research Group Buka Pendaftaran, Ajak Mahasiswa Bergabung dalam Riset Kinerja Manusia dan Organisasi

Malang – People and Organizational Performance Development (POPDE) Research Group , sebuah kelompok riset yang fokus pada bidang kinerja individu dan organisasi, kini membuka pendaftaran untuk merekrut anggota tim baru dari kalangan mahasiswa. Kesempatan ini ditujukan bagi mahasiswa yang memiliki minat besar dalam riset dan ingin berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak. Menurut supervisor grup, Ilhamuddin, kehadiran tim riset seperti POPDE sangat penting bagi mahasiswa. " Bergabung dengan tim riset bukan sekadar menambah poin di CV. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan ," ujarnya. Ada beberapa manfaat utama yang akan didapatkan mahasiswa dengan bergabung di POPDE: Meningkatkan Kapasitas Riset. Mahasiswa akan dilatih untuk terlibat langsung dalam seluruh tahapan riset, mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, analisis, hingga penulisan laporan. Pengalaman ini sangat berharga untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan metodolog...